Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan kembali menggelar Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Di Yogyakarta yang berlangsung pada 16 hingga 22 September 2018.
O2SN 2018 merupakan penyelenggaraan yang Ke-11 sejak pertama kali digelar pada tahun 2008. Sebanyak 1.938 siswa SD, SMP, SMA, SMK, SLB, MI, MTS, MA akan memperebutkan 138 medali emas, 138 medali perak dan 172 medali perunggu dalam ajang O2SN kali ini.
O2SN 2018 diikuti 4.423 peserta, terdiri dari 1.938 atlet, 306 official, 510 pendamping, 204 pembina, 1.057 wasit dan asisten wasit, dan 408 panitia dan fasilitator. Menjadi juara atau menjadi orang nomor 1 di dalam O2SN memang sangat penting namun kejujuran, usaha keras, dan percaya diri lebih penting dari capaian yang diraih.

Rabu lalu, 19 September 2018 saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2018 yang diselenggarakan di Yogyakarta. Pada kesempatan ini, cabang olahraga yang saya tuju adalah cabang olahraga Senam. Cabang olahraga senam ini dipertandingkan di lokasi Lapangan Tenis FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Lokasinya tidak jauh dari cabang olahraga Pencak Silat yang mana juga dipertandingkan di lokasi Lapangan Tenis FIK Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Cabang olahraga senam pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) ini diikuti oleh perwakilan dari masing-masing provinsi di Indonesia. Dan cabang olahraga senam yang dipertandingkan ini adalah untuk usia SD. Mereka datang dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia. Didampingi oleh pelatih, official, bahkan ada orangtua mereka yang turut mendampingi.

Pada cabang olahraga Senam ini ada 3 jenis senam yang dipertandingkan. Diantaranya adalah senam lantai, senam ritmik, dan senam artistik.
Para peserta menunjukkan aksinya untuk memikat para juri yang menilai.




Cabang olahraga senam ini diikuti oleh putra-putri terbaik dan terpilih dari berbagai provinsi yang datang ke Yogyakarta. Tidak begitu terlihat sebagai siswa SMP atau SMA, karena cabang olahraga senam yang sedang dipertandingkan ini adalah cabang olahraga senam untuk usia SD.


Cabor Senam untuk atlet jenjang SD dibagi menjadi dua, yaitu Senam Ritmik Putri dan Senam Artistik Putra, yang masing-masing memiliki tiga nomor. Pada Senam Ritmik Putri, setiap peserta tampil untuk nomor Free Hand (senam dengan musik, tanpa alat), Hoop/Simpai, dan Gada/Clubs. Senam Artistik Putra mempertandingkan tiga nomor, yaitu Meja Lompat, Lantai, dan Meja Jamur.
Dari tiga nomor itu akan dipilih tiga terbaik (medali emas, perak dan perunggu) untuk kategori Serba Bisa, yang penilaiannya digabung dari ketiga nomor.

Selain itu, cabor Senam Artistik Putra memiliki tiga final, yaitu final nomor Meja Lompat, final nomor Meja Jamur, dan final nomor Lantai. Total peserta untuk cabor Senam Artistik Putra tahun ini adalah 28 orang, sehingga semuanya bisa masuk final.

Terkait dengan teknis penilaian dalam cabor Senam Artistis Putra. Pada nomor Senam Lantai, ada 11 gerakan yang harus ditampilkan peserta dengan urutan yang tergantung pilihan peserta. Lalu di nomor Meja Jamur, yang diuji adalah gerakan Double X Circle. “Boleh sekaligus 10 kali, boleh 4-4-2, atau 5-5. Kalau turun atau jatuh dari meja nilainya dikurangi 1,0 dari nilai awal 10. Nanti dikurangi oleh Juri Pemotongan,” jelas Pepen. Kemudian untuk nomor Meja Lompat, dari dua kali lompatan, akan diambil nilai yang paling tinggi. Namun, untuk penilaian di final, nilai yang diambil dalam nomor Meja Lompat adalah nilai rata-rata dari dua kali lompatan.
Mari kita dukung adik-adik kita dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2018 ini. Dan #SukseskanO2SN2018.
Komentar
Posting Komentar